Advo Asik Camp 2025: Pelajar dan Guru Bersatu Wujudkan Sekolah Bebas Bullying

Foto peserta (guru) sebagai Guardian beserta fasilitator (terdapat 5 Guru SMKS Muhammadiyah 9 Medan yang ikut dalam kegiatan tersebut)

Medan, 28 September 2025 – Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PP IPM) sukses menggelar Advo Asik Camp 2025 dengan tema “Happy Tanpa Bully” pada tanggal 26–28 September 2025 di BBPPMPV BBL Medan. Kegiatan ini di buka oleh Walikota Medan Bapak Rico Tri Putra Bayu Waas dan dihadiri oleh guru dan siswa dari berbagai sekolah, menghadirkan fasilitator berkompeten dari Kemendikdasmen (Ibu Diana Damey), BBPPMPV BBL (Ibu Dr. Wanti Br. S., M.Pd.), serta Peace Generation Indonesia (Ibu Intan Gemah dan tim).

Kegiatan ini mengangkat materi “Penguatan Karakter Melalui Budaya Belajar Aman, Nyaman, dan Gembira” sebagai upaya membentuk pelajar yang berkarakter, peduli, dan berani melawan segala bentuk perundungan (bullying) di sekolah.

Pembelajaran Kreatif: Petualangan di Planet Baixy

Hal menarik dari Advo Asik Camp tahun ini adalah metode pembelajarannya yang seru dan imersif. Tim Peace Generation Indonesia memisahkan peserta menjadi dua kelompok – guru dan siswa – yang masing-masing berperan sebagai Guardian di Planet Baixy. Mereka ditantang untuk menyelesaikan 7 misi petualangan yang mengasah empati, pemahaman, dan keterampilan mencegah bullying.

Berikut tujuh misi yang dijalankan para peserta:

  1. Misi 1: Membebaskan Romi – Dampak dan Bahaya Bully
    Peserta memahami empat kesalahpahaman umum tentang bullying serta empat alasan mengapa bullying masa kini lebih berbahaya dibandingkan masa lalu.
  2. Misi 2: Berkunjung ke Museum Bully
    Peserta diajak mengenali 20 bibit perilaku bullying, sehingga mampu mendeteksi tanda-tanda bullying sejak dini.
  3. Misi 3: Menangkap Ayam Bu Susan
    Peserta belajar mengenai relasi kuasa, akar permasalahan bullying, anatomi bully, serta tiga mindset penting agar bercanda tidak berkembang menjadi bullying.
  4. Misi 4: Penonton – Berdayakan bystander jadi upstander
    Peserta diberdayakan menjadi upstander dengan mempelajari empat langkah konkret untuk membela korban dan menghentikan aksi bullying.
  5. Misi 5: Korban – Kenali dan Lindungi
    Peserta mempelajari lima tipe individu yang rentan menjadi korban bullying serta cara melindungi mereka agar tidak semakin tertekan.
  6. Misi 6: Pembully – Mereka Juga Korban yang Perlu Bantuan
    Peserta belajar menggunakan pola segitiga restitusi untuk membantu pelaku bullying berubah, karena pelaku seringkali juga merupakan korban dari situasi lain.
  7. Misi Malaria di Suku Dayak – system thingking & SOP anty bully
    Peserta diajak memahami unsur 5R (Role, Resource, Relation, Rule, Result) sebagai kerangka membangun lingkungan belajar yang sehat, berkeadilan, dan saling menghormati.

Foto peserta (siswa) sebagai Guardian beserta fasilitator (terdapat 5 siswa SMKS Muhammadiyah 9 Medan yang ikut dalam kegiatan tersebut)

Suasana Antusias dan Reflektif

Kegiatan berlangsung penuh keceriaan, namun juga sarat makna. Guru dan siswa tampak antusias mengikuti setiap misi, berdiskusi, melakukan roleplay, dan membuat refleksi bersama. Suasana “belajar sambil bermain” yang diciptakan membuat pesan anti-bullying tersampaikan dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami.

Hasil dan Komitmen

Di akhir kegiatan, peserta sepakat untuk:

  • Menjadi agen perubahan di sekolah masing-masing dengan menumbuhkan rasa empati ke seluruh warga sekolah
  • Menyebarkan semangat budaya belajar yang aman, nyaman, dan gembira.
  • Membuat aksi nyata pencegahan bullying di lingkungan sekolah.

Ibu Dr. Wanti Br. S., M.Pd. dari BBPPMPV BBL menyampaikan apresiasinya, “Advo Asik Camp ini bukan hanya kegiatan, tetapi sebuah gerakan yang menyiapkan pelajar menjadi generasi yang empatik, berkarakter, dan berani menolak bullying.”

Dengan pendekatan kreatif dan kolaborasi antara PP IPM, Kemendikdasmen, BBPPMPV BBL, dan Peace Generation Indonesia, Advo Asik Camp 2025 berhasil menanamkan nilai anti-bullying dengan cara yang menyenangkan, partisipatif, dan menginspirasi. Kegiatan ini diharapkan menjadi pemicu hadirnya sekolah-sekolah yang benar-benar ramah pelajar, di mana setiap anak merasa aman, nyaman, dan bahagia.

5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments